PBA IAIN Manado-Webinar kolaboratif hasil kerjasama Himpunan Mahasiswa PBA IAIN Sultan Amai Gorontalo, HMJ PBA UINAM Makassar, dan HMPS PBA IAIN Manado berjalan lancar hari ini, Kamis 15 Juli 2021. Kegiatan yang mengusung tema ”Eksistensi Bahasa Arab di era society 5.0” ini turut melibatkan dosen-dosen dari ketiga lembaga tersebut sebagai narasumber. Mereka adalah Dr. Haeruddin, Lc., M.Pd.I (Dosen PBA IAIN SA Gorontalo), H. Abd. Rahim, Lc., M.Pd.I (Dosen PBA UINAM Makassar), dan Dr. Zainuddin Soga, M.Pd.I (Dosen PBA IAIN Manado).

Kolaborasi yang diinisiasi oleh para mahasiswa yang tergabung dalam himpunan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab dari tiga lembaga, IAIN Manado, IAIN SA Gorontalo dan UIN Alauddin Makassar ini secara resmi dibuka oleh Dr. Ardianto, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Manado setelah dipersilahkan oleh Ummi Fauziah (HMJ PBA UINAM Makassar) selaku host.

Pada sesi awal setelah pembukaan, Chofifah Mokoagow (HMPS Prodi PBA IAIN Manado) selaku moderator yang memandu jalannya kegiatan mempersilahkan narasumber pertama, Dr. Hairuddin, Lc., M.Pd.I, untuk menyampaikan materinya seputar eksistensi bahasa Arab di dunia. Menurutnya, ada banyak pendapat terkait dengan eksistensi Bahasa Arab di dunia, diantaranya Teori Kuno dan teori Maxmuller). Selain penyebaran Bahasa Arab yang bisa ditinjau berdasarkan pada aspek geografis, media sosial juga memiliki peran yang sangat penting dalam eksistensi Bahasa Arab di Era society 5.0 berdasarkan data dari berbagai sumber penelitian yang sempat disajikan.

Materi kemudian dilanjutkan oleh H. Abd. Rahim, Lc., M.Pd.I. Pada kesempatan ini, beliau mengulas tentang eksistensi Bahasa Arab di Indonesia. Menurutnya, Bahasa Arab di Indonesia sudah mendapat tempat sejak lama. Bahasa Arab, Islam, dan Al-Qur’an memiliki keterkaitan yang erat. Di mana Bahasa Arab pertama kali masuk ke Indonesia pada Abad ke 7-8 M, melalui para pedagang dari Arab dan Persia yang beragama Islam.

Pada sesi akhir, Dr. Zainuddin Soga, M.Pd.I mengemukakan materi terkait eksistensi Bahasa Arab di daerah multikultural. Beliau menyampaikan bahwa kedudukan Bahasa Arab sebagai media komunikasi tentu tidak hanya dibatasi oleh satu pihak. Dengan kata lain, identitas yang melekat pada sebuah bahasa hanya akan berlaku pada ruang privat saja. Sedangkan pada daerah yang memiliki keragaman kultur dan budaya, akan meletakkan bahasa Arab sebagai sesuatu yang netral, yang bisa diakses, baik muslim maupun non muslim. Hal tersebut tentunya sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah daerah.

Adapun peserta yang turut hadir dalam kegiatan ini adalah ITHLA DPW V, beberapa pengurus HMJ/HMPS PBA PTKIN se-Indonesia, para pelajar yang tersebar dari berbagai sekolah dan madrasah, guru Bahasa Arab, serta dosen dan mahasiswa dari ketiga institusi penyelanggara.

Terselenggaranya kegiatan ini tentu tidak terlepas dari kerja keras dan kerjasama antara para pengurus HMPS/ HMJ dan panitia pelaksana. Sebagai ketua panitia, Safitri Madalombang (HMPS PBA IAIN Manado), yang turut didampingi oleh Sekretaris Panitia, Sri Nurwindawati Yusuf (HMPS IAIN SA Gorontalo) secara konsisten membangun koordinasi bersama para anggota panitia lainnya.

Kegiatan yang sukses terselenggara hari ini sudah cukup menjadi bukti dari kesungguhan kerja keras para panitia dan pihak-pihak yang mendukung. Meski kegiatan hasil kolaborasi terealisasi secara virtual, hal-hal yang menjadi kendala bisa diatasi secara maksimal.* [admin]

Post a comment

Your email address will not be published.

Related Posts